“Rabb, lindungi kami dari perbuatan yang sia-sia,
jauhkan kami dari sifat malas, bukakanlah pintu rezeki kami, dan rahmatilah
hari-hari yang kami jalani ini agar penuh perbaikan dan kebaikan.”
Umur adalah
ingatan dan peringatan untuk senantiasa berusaha selalu memberi yang terbaik
dalam kehidupan dan menjadi yang terbaik dalam pandangan-Nya. Dan saya
menyadari, di usia saya yang hari ini (Rabu, 16 Oktober 2013) mencapai genap
angka dua lima, saya masih belum berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk
hidup saya. Sudah begitu banyak
kelalaian-kelalaian saya dalam memanfaatkan waktu. Belum lagi saya seringkali
melakukan hal-hal yang udik dan cupu. Suka plin-plan dan kadang agak ceroboh
dalam bertindak. Hadeh... Malu saya.
Tiap tahun umur nambah, tapi ilmu, kemampuan, dan kontribusi saya sama sekali
tidak banyak berubah. Menyedihkan. T__T
Ngomong-ngomong tentang memaknai
hidup. Saya pernah menemukan sebuah artikel yang saya baca di internet yang
ditulis oleh seorang blogger. Dalam salah satu paragrafnya, dia menceritakan
tentang “memaknai hidup”. Begini isi paraghraf-nya:
Hidup, akan
sangat bermakna jika kita mampu memaknainya. Seorang sahabat pernah bertanya
kepada saya, bagaimana memaknai hidup? Saya katakan padanya, “hidup itu
perbuatan, maka berbuatlah sesuatu yang bisa membawa manfaat yang baik untuk
kehidupan. Sekecil apapun perbuatan baik yang kita lakukan untuk kehidupan akan
sangat bernilai dan bermanfaat, ketika kita bisa menghasilkan manfaat dan nilai,
itulah makna dari kehidupan. Tak ada makhluk yang diciptakan-Nya yang tak
berpotensi dan berkualitas. Potensi dan kualitas itulah yang harus kita gali
terus, terus dan terus, galilah potensi dan kualitas itu dengan perbuatan
sehingga membawa nilai dan manfaat untuk kehidupan”
Sebuah rangkaian kata yang simpel
tapi mengena. Membacanya membuat saya termotivasi untuk terus memperbaiki diri. Karena sekali lagi saya katakan, saya masih belum bisa menjadi insan yang "dianjurkan" oleh kutipan paragraf tadi--membawa nilai dan manfaat untuk kehidupan.
Oia, pada
kesempatan yang berbahagia ini tak lupa terima kasih saya ucapakan buat
temen-temen yang masih inget dengan hari kelahiran saya. Saya salut sama
Anda-Anda ini. Padahal di fb sengaja saya sembunyikan tanggal kelahiran saya. Etapi,
kalian masih inget aja hari ini hari kelahiran saya. Aidaaa....jadi terharu
saya. T___T
Mereka-mereka
ini adalah:
1.
Ifa Fitria H. (H-nya itu Handayani atau
hendayani ya). Aduh...saya lupa ujung nama kamu, fa.haha... Temen saya yang
satu ini mencuri start lebih awal
dengan ucapan selamat miladnya di hari kemarin (red-15 okt). Alasannya katanya
takut kelupaan. Aidaaa....ada-ada saja,fa. Nuhun pisan ifa buat doanya. Denny
doakan kembali dari jauh buat Ifa dan keluarga di Tasikmalaya. Saya tidak
menyangka ukhuwah kita tetap terjaga sampai sejauh ini. Berkenalan dengannya
itu di tahun 2007 dulu. Bertemu di sebuah tempat bimbel di Bandung. Habis itu
cuuushh, nggak pernah ketemu lagi. Selama ini, komunikasi sebatas di fb dan
sms-an. Itu pun akhir-akhir ini udah jarang dan hampir nggak pernah
kontek-kontekan lagi. Dan taraaaaa....kemarin tiba-tiba dia ngucapin selamat
milad. Hahaha....kaget juga saya. Bisa sebegitu ingatnya dengan tanggal
kelahiran saya. Hatur nuhun, fa. ;p
2.
Jerni Napitu. Temen saya orang Bandung. Sama
seperti Ifa, dia ini kenalan saya sewaktu bimbel dulu. Seringkali dia telpon
saya buat curhat. Tapi karena kesibukan masing-masing, jadinya nelpon pun kita
udah jarang. Paling BBM-an. Makasih ya jer.
3.
Sri Triyanti. Temen saya sewaktu di SMA.
Orangnya baik dan sholehah. Kalo dulu sih nggak begitu deket. Sekarang, malah
dia yang paling sering berkomunikasi sama saya. Sejak SMA saya dan
temen-temenya biasa manggil dia itu dengan panggilan ummi. Mungkin karena
sosoknya yang keibuan dan tampak lebih dewasa. Hatur nuhun ummi kangge
perhatosanna na. Semoga Allah SWT membalas kebaikan ummi juga ya.
4.
Temen-temen seduduk putih. Agus Sutisna, Mandala Ulul Amri, Cahyo Dwi
Sabdono, Tino Rahmat Riyadi, Ishaq ibn Ismail, dan Muhammad Tri Satria Pranata.
Nuhun pisan pals, kangge doa-doan na.
5.
Temen-temen kantor seangkatan yang udah secara
langsung maupun tak langsung ngasih ucapan dan doa-doanya buat saya. Heru Arief
Wijaya, Dheni Hardiyanto, Ratna, Sarina Geby, Mas Erwin, Evan Saputra, Naufal,
Junaidi Jun, Nadia, Ikal, Junbar, Ancha, dan Maria. Hatur nuhun sadayanaaa.
Hanya Allah SWT yang bisa membalas kebaikan temen-temen semuanya.
6.
Hatur nuhun juga buat bapak-ibu semuanya. Pak
Bambang, Pak Anton, Pak Lopen, Pak Hasanul, Pak Asnawi, Pak Hermansyah, Pak
Zul, Bu Mira, Bu Indah, Bu Nancy, Bu Emmy, dkk.
Sekali lagi terima kasih pada
saudara-saudara dan teman-teman yang telah terang-terangan mendoakan atau yang
dalam diamnya mendoakan saya. Saya amini doa-doa Anda sekalian.
Dan dari kesemuanya tetaplah peran
orang tua yang tak akan pernah terlupakan. Almarhumah mamah, bapak, dan ibu. Jasa-jasanya
tidak mungkin saya sanggup untuk membalasnya. Juga buat Aa, Indra, Rini, Fajri,
Ema, Abah, dan sanak saudara keluarga di rumah, semoga rahmat Allah SWT
senantiasa menyertai kita semua. Semoga saya juga di usia yang ke-25 ini bisa
lebih dewasa.
Usia bertambah, jatah pun
berkurang. Selamat bertambah usia.
No comments:
Post a Comment