Saturday, September 21, 2019

Akal, Anugerah Terindah Manusia

Dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna (QS. Al-Isra’ 17:70)

Terjadi dialog antara Imam Abu Hanifah dan beberapa orang ateis yang mengingkari eksistensi Allah. Beliau bercerita kepada mereka. “Bagaimana pendapat kalian jika ada sebuah kapal diberi muatan barang dan beban. Kapal tersebut mengarungi samudera. Gelombangnya kecil, airnya tenang, akan tetapi setelah kapal sampai di tengah lautan tiba-tiba terjadi badai besar. Anehnya kapal terus berlayar dengan tenang hingga sampai tujuan sesuai rencana tanpa guncangan dan berbelok arah, padahal tak ada nahkoda yang mengemudikan dan mengendalikan jalannya kapal. Masuk akal kah cerita ini?

Mereka berkata, “Tidak mungkin. Itu sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal, bahkan oleh khayalan sekalipun, wahai Syaikh.” Lalu Abu Hanifah berkata, “Subhanallah, kalian mengingkari adanya kapal yang berlayar sendiri tanpa pengemudi, tetapi kalian mengakui bahwa alam semesta yang terdiri atas lautan yang membentang, langit yang penuh bintang dan benda langit, serta burung yang beterbangan tanpa adanya Pencipta yang sempurna dan mengaturnya dengan cermat? Celakalah kalian, lantas apa yang membuat kalian ingkar kepada Allah?!” (Mereka Adalah Para Tabi’in, 2009).

*) Dikutip dari Buku "Aku Tak Sempurna", Halaman 45 karya Irja Nasrullah



Thursday, September 5, 2019

Bangkit, Timnas!!!


Laga perdana timnas senior dalam mengawali perjalanan di Kualifikasi Piala Dunia 2022 baru saja usai. Hasilnya kalah dengan skor 2 – 3 dari Malaysia. Mengenaskan, kalah di kandang dan kebobolan di menit-menit akhir injury time.

Sebagai penikmat sepakbola, hasil ini tentu mengecewakan. Sudah sangat sering kita kecewa dengan hasil-hasil yang didapat oleh timnas senior. Saya sendiri menilai permainan kita memang tidak begitu istimewa. Beberapa kali kita melakukan kesalahan. Karakter permainannya pun dirasa kurang menggigit. Kurang determinasi. Kita seringkali ditekan lawan. Hadeuh…

Masih banyak PR yang perlu dibenahi. Sangat berharap di kualifikasi kali ini timnas bisa melangkah lebih jauh. Melihat persaingan di grup juga tim-tim yang dihadapi adalah tim dari asia tenggara, kecuali UEA. Kapan lagi kan kita dapat grup ‘enak’ kayak gini?

Lain cerita kalau kita ngomongin timnas junior baik di level U-16 atau U-19. Kita sebagai penonton bola mungkin satu suara. Mengapa timnas junior seperti sangat menjanjikan tapi timnas senior malah kebalikannya?

Heuh….jadi rindu permainan coach Luis Mila. Dulu, sangat disayangkan beliau berhenti melatih timnas. Padahal kalau masih tetap melatih, cerita permainan timnas kita mungkin akan berbeda.

Masih laga perdana, Bosqu. Kita memang kalau boleh jujur levelnya belumlah bisa sejajar dengan negara-negara langganan piala dunia. Setidak-tidaknya kalaupun tidak lolos, jangan sampai bikin malu negara kita tercinta dengan menjadi juru kunci di klasemen.

Tetap berjuang. Semangat menolak menyerah!!!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
a>