“Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan esok hari,
tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat diharapkan kembali esok
hari.”
Orang yang tidak pernah membuat
jadwal tidak akan merasakan nikmatnya punya waktu luang. Orang yang tidak
pernah hadir dalam ketatnya agenda tidak akan pernah mampu memaknai waktu
senggang. Ketika jadwal menjadi giudeline
penggunaan waktu yang efektif, ia perlu pendekatan komprehensif dari sang
empunya jadwal. Sejumlah catatan menarik perlu diperhatikan dalam hal ini.
Pertama, kenali dan
kendalikan penyakit malas. Penyakit ini cepat sekali menguasai jalan darah
setiap orang yang mengabaikan fitrahnya. Penyakit jiwa ini sungguh dahsyat
menggerogoti hati siapapun yang lengah karena dunia. Seseorang pemalas tidak
akan mampu tampil maksimal dengan potensinya. Siapa yang bekerja dengan baik
dan benar, dia akan memperoleh apa yang diperjuangkan.
Kedua, cari teman yang
baik. Ini sangat penting. Teman dapat menginspirasi kita untuk sukses mengelola
waktu. Tetapi, bisa juga mengacaukan pelbagai agenda prestatif kita. Tanpa kita
sadari, teman adalah cermin diri kita. Kecenderungan dan kedekatan itulah yang
akan membuka ruang untuk saling mempengaruhi.
Ketiga, disiplin. Tidak
akan ada progress dalam agenda yang lengkap sekalipun tanpa disiplin. Kertas
agenda hanya akan jadi catatan usang karena disiplin menjadi syarat mutlak
untuk mencapai hasil maksimal. Berdisiplin pada hakikatnya memanfaatkan waktu
pada level tinggi. Ini penting diperhatikan, karena hanya dengan itu kita bisa
mengendalikan pelbagai kemungkinan yang melingkupi upaya sukses kita dalam
rentang waktu yang terbatas. Shalat lima waktu adalah cerminan yang tepat untuk
disiplin. Mereka yang shalat tepat waktu adalah mereka yang hati-hati dengan
waktu mereka.
Keempat, jangan
menunda-nunda pekerjaan. Pekerjaan yang ditumpuk-tumpuk pada satu saat akan
menjadi bom waktu. Bila meledak, justru akan menghabiskan lebih banyak tenaga
dan waktu. Kalau sudah kepepet, jalan pintas dengan hasil asal-asalan akan
ditempuh. Akhirnya kualitas kerja pun menurun. Ini seharusnya dihindari.
Kelima, Fokus. Fokus
dapat memangkas waktu dan energi. Orang yang fokus pada proses dan pencapaian
akan selalu mencari mekanisme terbaik – juga dalam aspek waktu – untuk
mencapainya. Fokus membuat seseorang meningkatkan kualitas waktunya. Dengan
waktu yang sama, seseorang yang fokus akan dapat menyelesaikan suatu pekerjaan
relatif lebih singkat dengan hasil yang dapat lebih memuaskan dibandingkan
dengan yang tidak.