Sepotong matahari pagi naik, menyusuri ruang cakrawala di alam jagat raya. Terang benderang diselimuti kabut. Pelan perlahan menampakkan diri bersama angin pagi yang semilir. Kalau bukan karena suara burung yang sedari tadi mengusik sunyi, sepertinya ruang kamar ini akan semakin hampa tak bersuara.
Di bawah matahari pagi yang tampak malu-malu menerbitkan segenap terang, ada sepotong hati yang sedang merenung. Kicauan suara burung kecil yang menari-nari di ranting pepohonan rindang menjadikan nuansa riang, mengalun bersimfoni merdu. Berpadu dengan ritmik suara batin tanpa pernah terdengar siapapun, kecuali si empunya hati, saya sendiri.