sumber gambar dari sini
Assalamu’alaikum...
Semoga rahmat Allah SWT senantiasa menyertai kita... aamiin.
Saudara-saudari semuanya, kali
ini saya mau berbagi pengalaman saat tertipu oleh oknum yang mengatasnamakan
Telkomsel. Wah...nama besar Telkomsel dijadikan tameng oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab.
Kejadiannya pada tanggal 2
Agustus 2015 yang lalu. Waktu itu, sekitar
jam 12 siang telpon saya ada panggilan. Pas dilihat pada layar tertera
T_E L K O M S E L +6 2 2 1 (kalo nggak salah begitu tampilannya). Dan
emang bener-bener aseli itu orang suaranya kayak operator gitu. Dia ngakunya
bernama Ando dari Telkomsel.
Saya sendiri memang sudah agak
mewanti-wanti, jangan-jangan ini penipuan. Tapi kalo bener penipuan kenapa yang
muncul di layar telepon saya ini bukan nomor telepon tapi tulisan T_E L K O M S
E L. Saya sih waktu itu yakin aja kalau dia itu bukan penipu.
(Lihat dengan
teliti!! Sebenarnya secara jelas ada yang janggal dengan tulisan telkomsel-nya,
karena disitu setelah huruf T ada tanda “_” underscore. Seperti itulah yang
muncul di Hp saya).
Hmm...saya mulai terhasut sama si
penipu itu, pemirsa.hadeuh....
Terus, disuruhnya saya untuk
membawa kedua kartu atm saya. Katanya pada waktu itu juga harus langsung datang
ke atm mandiri, dengan syarat telepon
jangan sampai dulu ditutup dan juga jangan sampai berkomunikasi dengan orang
disekitar karena suara saya direkam untuk ditayangkan di salah satu acara TV
Swasta nasional. Bilangnya sih, uangnya akan ditransfer dengan cara mengetikan nomor
hape saya pas di atm nanti.Haha... bodong dah ane, kenapa ane mau-maunya nurutin
dia.
Dengan mengendarai motor sekitar 10
menitan saya nyampe di atm mandiri. Sebelum memulai obrolan dengan si penipu,
uang yang ada pada kartu atm muamalat saya yang berisi sekian juta, saya ambil
semuanya. Jaga-jaga kalo kenapa-kenapa, kan aman tuh duitnya udah ane ambil.
Saya sisain di atm saldonya sekitar 100ribuan. Wah...masih beruntung saya
sadar.
Sementara kalo yang atm bri sisa saldonya
tinggal 200ribuan. Karena sehari sebelumnya udah saya ambil buat belanja dan buat
cek istri saya ke dokter kandungan.
Dan sandiwara penipuan pun
dimulai. Setahap demi setahap saya mengikuti instruksinya. Setelah atm
dimasukan mulanya dia menanyakan jumlah saldo tabungan yang ada di atm. Bilangnya,
“saldo Anda menjadi tanggungjawab kami.” Padahal disitu celahnya. Dia bisa tahu
jumlah saldo yang kita sebutkan untuk meraup rupiah yang bisa diambilnya.
Instruksi demi instruksi saya
ikutin. Intinya saya diarahkan ke menu e-cash dengan disuruhnya memasukian kode
tertentu.
Sebenarnya, saya udah “ngeuh”
kayaknya memang ada yang nggak beres dari instruksinya itu. Pas dia nyuruh
masukan kode untuk yang kedua kalinya, ternyata tampilan yang saya ketikan itu
adalah jumlah nominal rupiah. Bukan untuk memasukan kode. Karena sisa saldo di
atm muamalat yang saya bilang ke dia tinggal 100ribuan, mungkin dia ilfill. Haha... Disuruhnya saya mengganti
dengan kartu atm BRI. Alasannya uang
yang 10 juta itu akan ditransfer 2 kali dengan nominal masing-masing 5juta
ke rekening bri dan muamalat saya.
Lho...baru aja dimulai kenapa tiba-tiba disuruh ganti ke kartu atm bri??
Saya sih ngikutin aja
instruksinya dia. Toh...kalau benar-benar penipuan, uang yang ada di atm nggak
banyak jumlahnya. Pikir saya waktu itu.
Setelah dimasukan kartu bri saya,
saya sebutin nominal sisa saldonya tinggal 200ribuan. Pas di tahapan tertentu
saya disuruh memasukan kode 149999. Setelah sukses, keluarlah struk seperti
ini:
Ya...ya...ya...dengan cerdik
sebelumnya dia menanyakan saldo saya, untuk memasukan kode 149999 yang kalo
dibuletin menjadi 150.000 rupiah.
Habis itu disuruhnya saya
mengulangi tahapan-tahapan seperti sebelumnya dari awal. Nah, pas disuruh
memasukan kode 99999 (kalo angka bulatnya berarti kan 100.000), muncul tulisan
di layar atm kalau saldo uang saya tidak mencukupi. Hitungan saya pas, 150rb
dengan 100rb dijumlahkan hasilnya 250rb. itu merupakan jumlah saldo yang ada di
atm yang sebelumnya saya sebutkan ke dia sebelumnya yaitu 200ribuan. Padahahal
kan saldo saya tinggal 207ribu. Makanya muncul tampilan saldo tidak mencukupi.hahaha....
Uedan ini orang, saldo dikit pun mau diembatnya semua.
Inilah menjadi titik awal
kesadaran saya kalau saya sedang berhadapan dengan seorang penipu. Saya sudah
sadar kalau dia adalah penipu. Tapi saya tidak terburu-buru memutuskan
komunikasi, saya masih mengikuti instruksinya. Tentu saja dengan berpura-pura.
Saya lama-lamain tuh di mesin atm, eh...dianya agak nyolot gitu.haha... Mulai
keluar sifat aslinya. Kayaknya dia masih penasaran, karena baru dapet 150rb.
Tiba-tiba, dia menyuruh saya
keluar atm sejauh 5 meter. Habis itu disuruhnya masuk mesin atm lagi. Berhubung
sudah ada antrian berikutnya yang sudah masuk ke mesin atm, ya sudah saya
bilangin kalo atmnya keburu ada orang. Saya disuruh menunggu dan kalau sudah
masuk mesin atm, saya disuruh lanjutin lagi telponnya dengan dia. Saya bilang
iya..iya...aja. Dalam hati, “Ogaaaah binggooo!” Waktu itu juga langsung saya
matiin telponnya.haha...
Selang sekian detik ada telepon
masuk dengan nomor telkomsel tapi pas saya perhatikan nomor telepon itu berubah
jadi tulisan “T_E L K O M S E L +6 2 1 2 2”. Ooooh.....disinilah triknya. Entah
dia menggunakan aplikasi apa sehingga nomor teleponnya secara otomatis bisa
berubah menjadi tulisan “T_E L K O M S E L +6 2 1 2 2”. Tanpa basa-basi saya
reject dan saya off-kan handphone saya. Makan tuh uang 150rebu!!!
Sembilan hari berselang, teman
sekantor saya cerita kalau istrinya baru saja kena tipu persis seperti apa yang
saya alami. Dengan kehilangan uang dari atmnya sebesar 8juta rupiah.
Astaghfirullah....tega-teganya si penipu menguras uang para korbannya. Biar
Allah yang membalas atas perbuatan-perbuatan mereka.
Inilah mungkin yang dimaksud
dengan kondisi akhir zaman. Dimana akan datang suatu masa, saat manusia sudah
tidak mempedulikan lagi darimana asalnya harta mereka. Halalkah atau
sebaliknya.
Jadi hati-hati nii buat anda-anda
yang tiba-tiba mendapati orang yang ngaku-ngaku dari operator kartu hp dengan
menjanjikan hadiah.
Saya tekankan sekali lagi. Disini saya tidak menyalahkan pihak Telkomsel, tapi si oknum yang dengan berani
mengatasnamakan Telkomsel.
Semoga pengalaman saya menjadi pelajaran.
No comments:
Post a Comment