Wednesday, May 21, 2014

Untuk saya, Untuk kamu


Untuk Saya
Duhai yang tertatih dalam membaca Al-Qur’an, yang tersibukkan dengan segudang pekerjaan, yang hanya menemukan waktu-waktu senggang saat tenaga di ujung penghabisan, yang terkulai lemah tak berdaya di hadapan hambatan, lalu larut dalam untaian doa “Ya Allah, mudahkan segala urusan kami. Jangan Engkau bebankan apa yang tak sanggup kami memikulnya” -Sambil berjalan gontai terkulai lemas tak berdaya.-.

 Duhai yang tertatih dalam membaca Al-Qur’an, sudahkah tersingkap rahasia firman-Nya:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”

Bilakah terkadang dunia lebih menyilaukan daripada cahaya Al-Qur’an? Ataukah kotorannya menutup samar bening indah petunjuknya? Ataukah gunung penghalangnya lebih dirasa sejuk hembus udaranya, ataukah istirahat dari lelah lebih menggoda daripada indah pemandangannya, lalu membuat kita menyerah menelusuri jalannya? Lihatlah, bekal apa yang telah kau persiapkan, denny? Kesungguhan apa yang telah kau banggakan, dan pengorbanan apa yang telah kau persembahkan. Patutkah kau menemukan mutiaranya sementara kau belum menyelaminya? (Ayo den…pikiiiir tuh)
Untuk kamu
Dan untukmu, wahai jiwa yang saya rindukan… Kita tak pernah mengetahui rahasia langit, bukan begitu? Kisah hidup ini memang misteri, kamu yang saya kenal dulu…tidak seperti kamu yang saya kenal sekarang. Mungkin, dulu desir-desir ini  tak pernah hadir di hati, tapi sekarang, percayakah kamu bahwa  saya telah jatuh cinta padamu. (hazzzah…gayamu den!!)

Kamu beberapa kali bilang, bahwa kamu malu pada saya. Eh…jangan salah, lebih-lebih saya yang malu padamu adinda. (*denny, kenapa jadi adinda manggilnya? Ah, denny ini minta ditimpuk pake pizzaaaaaaa.) Kamu baik, sholehah, anggun, mempesona, cantik, number one, keren, dan ah…..cintaaaa…cintaaa…..berjutaaaa rasanya. ;p, Sedangkan kau tahu sendiri, saya kayak begini orangnya.

Bisa-bisanya ya…orang kayak saya gini kok berani jatuh cinta padamu, ndut. (nah…lho, jadi “ndut.”), Saya tidak sedang bermimpi kan?

Sekarang, sepertinya saya harus berhenti sejenak. Saatnya saya merayu hati. Mengalihkan pikiran kepada sebaik-baik perbaikan. Fokus pada semulia-mulia tujuan. Siapkah kau Dennyyyy?!! 

Bismillah.

*at Bandara Soeta, 21 Mei 2014 (17.45 WIB), sembari duduk manis menunggu si singa terbang

Nb: Buat dikau yang jauh di mata, tapi dekat di hati, Ana uhibbuki fillah. #ups

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
a>