Untuk Saya
Duhai yang tertatih dalam membaca
Al-Qur’an, yang tersibukkan dengan segudang pekerjaan, yang hanya menemukan
waktu-waktu senggang saat tenaga di ujung penghabisan, yang terkulai lemah tak
berdaya di hadapan hambatan, lalu larut dalam untaian doa “Ya Allah, mudahkan
segala urusan kami. Jangan Engkau bebankan apa yang tak sanggup kami
memikulnya” -Sambil berjalan gontai
terkulai lemas tak berdaya.-.
Duhai yang tertatih dalam membaca Al-Qur’an, sudahkah
tersingkap rahasia firman-Nya:
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, Maka
Adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Bilakah terkadang dunia lebih
menyilaukan daripada cahaya Al-Qur’an? Ataukah kotorannya menutup samar bening
indah petunjuknya? Ataukah gunung penghalangnya lebih dirasa sejuk hembus
udaranya, ataukah istirahat dari lelah lebih menggoda daripada indah
pemandangannya, lalu membuat kita menyerah menelusuri jalannya? Lihatlah, bekal
apa yang telah kau persiapkan, denny? Kesungguhan apa yang telah kau banggakan,
dan pengorbanan apa yang telah kau persembahkan. Patutkah kau menemukan
mutiaranya sementara kau belum menyelaminya? (Ayo den…pikiiiir tuh)
Dan untukmu, wahai jiwa yang saya
rindukan… Kita tak pernah mengetahui rahasia langit, bukan begitu? Kisah hidup
ini memang misteri, kamu yang saya kenal dulu…tidak seperti kamu yang saya
kenal sekarang. Mungkin, dulu desir-desir ini tak pernah hadir di hati, tapi sekarang,
percayakah kamu bahwa saya telah jatuh
cinta padamu. (hazzzah…gayamu den!!)
Kamu beberapa kali bilang, bahwa
kamu malu pada saya. Eh…jangan salah, lebih-lebih saya yang malu padamu adinda.
(*denny, kenapa jadi adinda manggilnya? Ah, denny ini minta ditimpuk pake pizzaaaaaaa.)
Kamu baik, sholehah, anggun, mempesona, cantik, number one, keren, dan
ah…..cintaaaa…cintaaa…..berjutaaaa rasanya. ;p, Sedangkan kau tahu sendiri,
saya kayak begini orangnya.
Bisa-bisanya ya…orang kayak saya
gini kok berani jatuh cinta padamu, ndut. (nah…lho, jadi “ndut.”), Saya tidak
sedang bermimpi kan?
Sekarang, sepertinya saya harus
berhenti sejenak. Saatnya saya merayu hati. Mengalihkan pikiran kepada
sebaik-baik perbaikan. Fokus pada semulia-mulia tujuan. Siapkah kau Dennyyyy?!!
Bismillah.
*at Bandara Soeta, 21 Mei 2014 (17.45 WIB),
sembari duduk manis menunggu si singa terbang
Nb: Buat dikau yang jauh di mata,
tapi dekat di hati, Ana uhibbuki fillah. #ups
No comments:
Post a Comment