Berbagai macam persoalan hidup
seringkali kita jumpai. Tidak mengenal status ekonomi maupun status sosial.
Saking peliknya masalah, beberapa kita dengar di media massa bahkan ada yang
sampai nekat (maaf) bunuh diri.
Masih ingat dengan video yang sempat
viral dari youtuber asal Amerika Serikat beberapa waktu lalu? Yang jadi
perbincangan para netizen akibat youtuber Logan Paul mengupload video kondisi suicide
forest alias hutan bunuh diri di hutan Aokigahara, Jepang. Wow...Hutan tempat
Bunuh Diri? Buat saya ini tentu mencengangkan.
Lalu apa penyebabnya mereka bisa
sampai semudah itu untuk mengakhiri hidupnya? Setelah saya telusuri cukup
banyak penyebabnya. Secara umum penyebabnya karena depresi, kemiskinan, patah
hati, penyakit, kegagalan, atau yang lainnya.
Padahal setiap manusia tentu
mempunyai masalah. Di dalam islam sendiri, kita mengenal ayat al-quran yang
sudah cukup familiar. Ayat tersebut pada intinya disebutkan bahwa setiap kalian
yang hidup akan diuji dengan berbagai persoalan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan (silakan lihat Surah Al Baqarah ayat 155 s.d. 157). Sehingga dengan
begitu kita sebagai hamba-Nya harus bisa menyikapi setiap persoalan yang
menghampiri dengan benar.
Awal tahun 2018 ini, saya
menemukan sebuah buku yang berjudul “Jalani, Nikmati, Syukuri” karya Dwi
Suwiknyo. Ini adalah pertama kalinya saya membaca buku karya beliau. Tampilan
bukunya cukup menarik, berwarna merah cerah dengan jargon “Jangan Lupa
Bahagia”. Ya, hidup memang too short to
be sad. Mengutip apa yang tertera di cover bukunya, buku ini mengajak kita
untuk learn to enjoy every minute of your life. So, be hapy now!!!
Buku ini menyuguhkan ilustrasi
kisah sederhana yang lekat dengan kehidupan kita. Bahkan bisa jadi, beberapa
kisah yang diceritakan penulis malah sama plek dengan yang kita alami. Bahasa
yang digunakannya pun ringan dan mudah dicerna.
Salah satu kutipan dalam buku
ini, yang memotivasi kita agar kita bisa legowo dan menerima apapun yang
terjadi menimpa kita:
Sebagaimana tiada gading
yang tak retak, buku ini pun saya pribadi menilainya masih ada yang dirasa
kurang. Yang paling gamblang terlihat adalah tidak adanya daftar isi. Peran
sebuah daftar isi ini menurut saya sangatlah penting, mengingat buku ini
terdiri dari banyak halaman. Dengan adanya daftar isi maka akan memudahkan para
pembaca untuk mencari topik atau ulasan yang dicari sesuai dengan halamannya.
Namun, secara keseluruhan kontennya
cukup oke. Cocok untuk menemani keseharian kita. Bisa bacaan buat temen ngopi,
atau sekadar bacaan untuk mengisi kejenuhan dengan rutinitas kerjaan kantor.
Makanya yang belum punya, bisa cari di gramedia terdekat atau
pesan langsung melalui cp yang tercantum di facebook penulis. Sekalian agar
kita bareng-bareng mengggalakan budaya membaca buku. Soalnya sebagai informasi
saja nih, dari berita yang pernah saya baca berdasarkan survei Central
Connecticut State University peringkat Indonesia dalam hal minat baca masih
rendah. Katanya sih peringkat 60 dari 61 negara. Waduh...
Link beritanya bisa dibaca disini.
Jadi, selagi
masih di awal tahun 2018...buku Jalani, Nikmati, Syukuri bisa menjadi referensi
Anda untuk mulai meng-agendakan rutin membaca buku dan menjadikan buku ini bagian dari koleksi perpustakaan pribadi Anda. Selamat membaca!!!
No comments:
Post a Comment