Dan Kami
lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna (QS. Al-Isra’ 17:70)
Terjadi dialog
antara Imam Abu Hanifah dan beberapa orang ateis yang mengingkari eksistensi
Allah. Beliau bercerita kepada mereka. “Bagaimana pendapat kalian jika ada
sebuah kapal diberi muatan barang dan beban. Kapal tersebut mengarungi
samudera. Gelombangnya kecil, airnya tenang, akan tetapi setelah kapal sampai
di tengah lautan tiba-tiba terjadi badai besar. Anehnya kapal terus berlayar
dengan tenang hingga sampai tujuan sesuai rencana tanpa guncangan dan berbelok
arah, padahal tak ada nahkoda yang mengemudikan dan mengendalikan jalannya
kapal. Masuk akal kah cerita ini?
Mereka berkata, “Tidak mungkin. Itu sesuatu yang
tidak bisa diterima oleh akal, bahkan oleh khayalan sekalipun, wahai Syaikh.”
Lalu Abu Hanifah berkata, “Subhanallah, kalian mengingkari adanya kapal yang
berlayar sendiri tanpa pengemudi, tetapi kalian mengakui bahwa alam semesta
yang terdiri atas lautan yang membentang, langit yang penuh bintang dan benda
langit, serta burung yang beterbangan tanpa adanya Pencipta yang sempurna dan
mengaturnya dengan cermat? Celakalah kalian, lantas apa yang membuat kalian
ingkar kepada Allah?!” (Mereka Adalah Para Tabi’in, 2009).
*) Dikutip dari Buku "Aku Tak
Sempurna", Halaman 45 karya Irja Nasrullah