Thursday, December 27, 2012

UNFORGETTABLE!!! MENDAKI GUNUNG DEMPO DAN MERAPI

Sedikit mengisi postingan blog saja, saya mau cerita-cerita nii tentang perjalanan hidup saya di perantauan.

Langsung to the point aja ya....

Dulu itu bawaannya males aja kalo udah ngomongin naik gunung. Soalnya temen-temen suka cerita-cerita yang nggak jelas gitu deh, tentang orang yang hilang pas naik gunung lah, di sana ketemu sama nenek-nenek misterius lah, banyak binatang buas lah, trus juga katanya suka ada pendaki yang meninggal pas lagi mendaki. Apalah pokoknya yang syerem-syerem. Hadeh...saya kan jadinya enggan naik gunung. Herannya meski begitu, saya bermimpi kalau kelak suatu saat nanti saya pasti bisa naik gunung sampai ke puncaknya. Entah gunung mana pun itu. 

Setelah penantian yang cukup panjang akhirnya angan-angan saya yang nomor dua itu bisa terwujud. Gunung manakah gerangan yang saya daki?  Gunung yang saya daki tersebut adalah Gunung Dempo dan Merapi yang ada di Sumatera Selatan. Yeaah...dream comes true!!!

Awal ceritanya saya bisa naik Gunung Dempo ini adalah hasil penempatan kerja tempo hari. Setelah fix saya dapet penempatan kerja di Sumatera Selatan, saya tanya-tanya tentang Sumsel ke temen sekampus (*temen yang berasal dari Sumsel tentunya). Mulai dari kondisi lingkungannya, makanan yang enak-enak, tempat wisata, sampai tanya tentang gunung yang ada di Sumatera Selatan ini. Dan gunung yang mereka bilang itu adalah Gunung Dempo. Tring....tring....tring....langsung deh saya pasang agenda, saya rancang rencana mendaki gunung itu bareng temen-temen yang suka naik gunung. Kebetulan tuh menjelang Natal, ada hari libur ngantor beberapa hari. Jadinya saya dan temen-temen nggak menyia-nyiakan kesempatan itu.
 
Oia, sekilas info aja nii tentang Gunung Dempo. Gunung ini terletak di perbatasan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu dengan ketinggiannya mencapai 3.159 mdpl. Untuk mencapai desa terdekat, kita terlebih dahulu harus mencapai Kota Pagar Alam. Kalau dari palembang (*berdasarkan pengalaman saya kemaren) dibutuhkan waktu kira-kira 8 jam dengan naik travel.

Kota Pagar Alam sendiri memang sesuai dengan namanya. Kota ini jelas dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung yang sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Belum lagi desa terdekat dengan gunung yang tersaji hamparan hijau perkebunan teh-nya yang wooow banget gan. Keren view-nya.

Pendakian Yang Ditunggu-tunggu
Pada hari itu, jumat tanggal 21 desember 2012, saya beserta  4 kawan saya (Erwin Ikal Tarzani, Dheni Hardiyanto, Naufal, dan Meka) berangkat dari Kota Palembang menuju Kota Pagar Alam. Waktu yang kami tempuh menuju Kota Pagar Alam dari kota Palembang adalah sekitar 8 jam lebih. Dari Palembang kami berangkat jam 7 malam (naik travel) dan nyampe sana pada hari sabtu sekitar jam 03.10 dini hari (waktu itu kami turun dekat Pabrik Teh PTPN). Berhubung hari masih gelap, kami menginap di rumahnya bapak Anton yang akrab kami panggil dengan sebutan Ayah. Baru paginya, hari sabtu sekitar jam 7 pagi kami berangkat mendaki Gunung Dempo dan Merapi.

Kami sebenarnya tidak hanya berlima, tapi total bertujuh. Dua teman kami (puspitasari “palpi” dan Melina “kucir”) sebelumnya sudah lebih dulu menuju Kota Pagar Alam dan kami memang sudah janjian untuk ketemuan di sana.
Dari kiri ke kanan: Ikal, Kucir, Saya, Dheni Hardiyanto, Palpi, Naufal, dan Meka

Sebelum menuju pintu rimba yang bisa dikatakan sebagai titik awal pendakian, dengan bantuan ayah Anton, kami bertujuh sempat menaiki mobil truk menuju ke desa terdekat dari kaki Gunung Dempo karena jalannya cukup terjal dan berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau. Waktu yang kami butuhkan menuju perkampungan terdekat dari kaki gunung dempo itu sekitar 30 menitan.

Hamparan kebun teh yang saya lihat. Keren kan ^_^
Setelah nyampe di perkampungan terdekat kaki gunung, kami bertujuh sempat sarapan dulu di sebuah warung. Warungnya itu udah kayak semacam basecamp gitu. Di sana kami bertemu dengan banyak pendaki lainnya juga yang kebanyakan orang Sumatera Selatan. Nah, salah satu di antaranya adalah rombongan pendaki mahasiswa Unsri yang berjumlah tujuh orang pula. Mereka inilah yang nantinya selama pendakian menjadi semacam guide bagi kami. ;p
Ini dia rombongan kawan baru kami dari Unsri, Evran dkk. Naufal sedang mengambil gambar  mereka.

Singkat cerita,
Eng...ing...eng...pagi itu pendakian pun dimulai.

Bisa dikatakan ini adalah pendakian terberat yang pernah saya alami. Hmmm..tapi rasanya cukup janggal saya bilang yang terberat. Orang saya belum pernah naik gunung juga.hihi... Medannya itu lho. Ya ampun, ini mah bukan hanya mendaki gunung tapi emang bener-bener memanjat gunung. Sangat terjal, tanah becek yang lengket, akar-akar pohon, pohon-pohon tua nan besar yang menghalangi jalan setapak pendakian, rerimbunan “rungkun” pepohonan, batuan cadas dan semacamnya. Hadoooh....capek sangat, kakak. Sudah kebayang lah pastinya bagaimana capeknya naik gunung.

Selangkah demi selangkah kami tapaki pendakian ini. Nafas semakin lama semakin ngos-ngosan. Berkali-kali kami bertujuh dan tujuh orang rombongan kawan baru kami berhenti sejenak di tengah-tengah pendakian karena ada salah satu teman kami yang cedera jadi dan seringkali tertinggal di belakang kami. Atas nama kebersamaan (*halah), kami menunggu teman kami yang tertinggal sambil beristirahat.

Oia, di tengah-tengah perjalanan kami juga sempat dikejutkan dengan serangan lebah. Saya pun kena sengatannya di lengan kanan dekat sikut. Teman lainnnya pun kena. Palpi, Kucir, Dheni Hardiyanto, dan yang paling parah adalah Naufal. Dia disengat di empat titik. Kepala, jari kelingking, paha, dan kaki bagian betis. Kecuali Ikal dan Meka. Mereka berdua selamat sentosa dari “ulah” lebah itu. Ada-ada saja. Selain itu juga, di tengah perjalanan kami kehujanan. Jadilah basah kuyup badan saya. Udah mah badan capek, basah kuyup, disengat lebah, dan bawa barang bawaan berat pula. Hadoooh... Mengenaskan...hiks.
Tangan saya sampe bentol, setelah mendapat sambutan "selamat datang" dari lebah. Hadeh...

Pendakian kami ini tidak sesuai target awal. Dari perkiraan sore hari mencapai puncak, ternyata kami hanya baru nyampe shelter 2 pas deket-deket menjelang magrib. Jadinya demi keselamatan, kami berempat belas membikin tenda dulu di shelter 2. Sementara perjalanan menuju peuncak gunung biarlah dilanjutkan esok hari.

Kami bertujuh bener-bener berterima kasih sama  tujuh orang rombongan kawan baru kami itu. Mereka membikin dua tenda, dan salah satu tendanya direlakan buat kitorang. Karena rombongan kami terdiri dari 3 wanita dan 4 pria, jadinya kami membutuhkan dua tenda. Waktu itu kami hanya baru bikin 1 tenda sementara lahannya untuk bikin tenda sudah tidak memungkinkan lagi dan hari pun sudah semakin gelap. Syukurlah mereka berbaik hati membantu kami. ;)

Menginap di gunung
Inilah pengalaman pertama saya menginap di tengah-tengah gunung. Waktu itu hari sabtu (22 Desember 2012), alias malam minggu. Di saat yang lainnya mungkin sedang bercengkrama dengan kasur empuknya, di saat di tempat nan jauh di sana orang-orang seusia saya mungkin sedang bermalam mingguan--memadu kasih dengan sang belahan hati, di saat yang lainnya mungkin tidur bertemankan selimut hangat, saya sedang menggigil kedinginan. Hadeh.....dinginnya kagak nahan gan. Mana alas yang kami tiduri kagak ada empuk-empuknya pula.

Dan itu diperparah dengan sarung tangan saya yang kebasahan karena kehujanan, jaket  satu-satunya pun basah, baju hangat di tas  ternyata basah juga, termasuk ciput alias penutup kepala  saya ikut-ikutan kena basah. Alamak...akhirnya saya tidur cuman pake baju lengan pendek+trainning+kaos kaki cadangan saya yg masih kering, nggak pake sarung tangan dan ciput. Sampe gemeteran ini badan nahan dinginnya udara gunung. Bukan hanya udaranya yang dingin, malam itu emang turun hujan juga. Meskipun hujannya juga nggak lebat-lebat banget, ya jadinya tetep aja efeknya dingin kuadrat. T_T

Untungnya, ada sleeping bag. Lumayan juga sebagai penahan dingin.

Keesokan harinya.....
Kami packing-packing tenda. Siap-siap melanjutkan perjalanan menuju puncak. Sekitar jam setengah sembilanan kami memulai perjalanan. Selama packing-packing tak sedikit rombongan pendaki yang melewati tenda kami. Fiuh....kerasa banget kebersamaannya diantara sesama pendaki. Meskipun kami ini tidak saling mengenal tapi serasa sudah akrab sekali.

Singkat cerita....akhirnya tidak terasa pendakian itu mencapai puncaknya. Detik-detik pencapaian puncak gunung begitu mengharukan (*lebaaaay). Mimpi saya untuk menginjak puncak tertinggi sebuah gunung benar-benar terwujud.  Puncak tertinggi tanah bumi sriwijaya menjadi saksinya.  Wohooo.....akhirnya. T_T
ayeeeey....nyampe juga puncak tertinggi Gunung Dempo. Fiuuuh...penantian panjang.
Setelah nyampe puncak Gunung Dempo  itu kami menuruni lembah menuju tempat yang mereka sebut pelataran. Nggak terlalu lama sekitar 15 menitan jalan santai dari puncak tertinggi Dempo sudah bisa nyampe. Tempat itu semacam daratan yang agak luas yang di kelilingi bukit-bukit. Salah satu bukitnya itu adalah Gunung Merapi. Ehem...dapet bonus nii. Di pelataran inilah kami membuat tenda lagi. Berhubung hari juga sudah sore. Jadinya kami putuskan untuk menginap semalam lagi di gunung ini. Sebenernya sore itu juga saya kepengen langsung mendaki merapi. Tapi sayang hari itu hujan disertai kabut, hingga nggak memungkinkan banget buat naik merapi.

Barulah keesokan harinya sebelum turun gunung, saya sempatkan untuk menaiki (bukit) gunung merapi itu. Cukup setengah jam saja saya sudah mencapai puncaknya. Dan lagi-lagi wooow....pemandangan indah saya lihat. Kawah gunung merapi berwarna hijau kinclong nan elok dipandang terlihat begitu anggun. Langsung dah, naluri untuk foto-foto saya kumat. Berjepret-jepret ria.wkwkwk... Asli kereeen banget.
Pemandangan kawah Gunung Merapi berwarna hijau muda. Cindo!!!!

Ya rabb, indah nian ciptaan-Mu ini. Segala puji hanya bagi-Mu.

Seperti itulah kira-kira pembaca sekalian, cerita pengalaman saya mendaki Gunung Dempo. Apakah ada di antara para pembaca yang sudah mendaki Gunung Dempo juga? Kalo yang belum pernah naik Gunung Dempo, barangkali penasaran...silakan untuk mencobanya. ;D

Saya sangat bersyukur dapat pengalaman ini. Rasanya luar biasa!!! Bener-bener dream comes true!!!! Alhamdulillah...Terima kasih ya Rabb, terima kasih kawan sependakian, terima kasih Gunung Dempo, terima kasih semuanya. Sampai berjumpa di pengalaman dahsyat berikutnya. n_n
##END##

2 comments:

  1. Salam kenal masbro,
    saya lagi gogling info soal pendakian gunung dempo, nyampe ke blog ini deh
    Ga taunya STANers juga *sempit sekali dunia ini hehehe*
    Nice post :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha...oke bro. Selamat mendaki Gunung Dempo. ;p

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
a>